Apa Pasien COVID-19 Bisa Berpuasa? Berpuasa di bulan Ramadan ialah keharusan semua kaum muslim. Tetapi, bagaimana dengan beberapa orang yang sedang dalam perawatan atau dalam pemantauan berkaitan COVID-19? Apa boleh mereka berpuasa?
Orang yang sedang sakit, hamil, atau menyusui diberi kemudahan tidak untuk berpuasa di bulan Ramadan bila memang tidak dapat untuk menjaringninya, atau bila berpuasa dipandang bisa jadi memperburuk situasi penyakitnya serta turunkan efisiensi penyembuhan.
Walau demikian, ada banyak situasi penyakit yang dipandang aman untuk berpuasa semasa penderitanya mengikuti saran dokter, khususnya dalam soal konsumsi nutrisi serta cairan, dan agenda mengonsumsi obat.
Hal yang juga sama berlaku untuk infeksi virus Corona. Aman atau tidaknya buat pasien COVID-19 untuk berpuasa bergantung pada situasi fisiknya serta penyembuhan yang sedang dilaluinya.
Pasien COVID-19 yang Tidak Bisa Berpuasa Walaupun sekarang ini kaum muslim tengah jalani beribadah puasa, pasien yang positif terserang COVID-19 atau pasien dalam pemantauan (PDP) dengan tanda-tanda berat, seperti demam di atas 38 derajat Celsius serta sesak napas, benar-benar tidak disarankan untuk berpuasa.
Bandar Judi Bola online Terbaik Hanya Di KING88BET Waktu berpuasa, badan tidak memperoleh minuman dan makanan dari mulai matahari keluar sampai hadirnya azan magrib. Pasien demam rawan alami dehidrasi. Jika pasien itu berpuasa, dia semakin lebih beresiko lagi untuk alami dehidrasi berat. Ini tentu saja dapat jadi memperburuk keadaannya.
Pasien positif COVID-19 atau PDP dengan tanda-tanda berat harus juga memperoleh perawatan yang intens di dalam rumah sakit serta perlu diberi cairan infus selama seharian. Menurut beberapa ulama, ini bisa menggagalkan puasa.
Disamping itu, fakta yang lain kenapa pasien infeksi virus Corona tidak diperkenankan berpuasa ialah sebab dia harus minum obat serta konsumsi makanan yang bergizi buat tingkatkan ketahanan badannya.
Pasien COVID-19 yang Bisa Berpuasa Tidak sama dengan PDP, orang dalam pengawasan (ODP) dengan tanda-tanda mudah, seperti pilek dan batuk tanpa ada demam, masih diperkenankan untuk berpuasa, kok. Faktanya, ODP dengan tanda-tanda mudah condong mempunyai ketahanan badan yang bertambah kuat. Jadi, berpuasa buat ODP masih termasuk aman.
Orang tanpa ada tanda-tanda (OTG) juga masih diizinkan untuk berpuasa. Beberapa orang yang termasuk juga barisan ini biasanya mempunyai ketahanan badan yang kuat sebab dapat menantang virus di badannya, hingga infeksi tidak memunculkan tanda-tanda. Jadi, mereka aman untuk berpuasa.
Disamping itu, puasa Ramadan dapat dibuktikan mempunyai faedah dalam tingkatkan kekebalan badan serta menantang infeksi, lho. Ditambah, semasa berpuasa ada juga larangan untuk merokok. Ini baik buat kesehatan paru-paru serta dapat turunkan efek terkena virus Corona dan tingkat keparahan infeksinya.
Jadi, meskipun kini saatnya buka puasa, orang-orang benar-benar dianjurkan untuk selalu tidak merokok, ditambah lagi ODP serta OTG.
Hal-Hal yang Perlu Jadi perhatian Pasien COVID-19 Waktu Berpuasa Walau termasuk aman, ODP dengan tanda-tanda mudah atau OTG seharusnya konsultasi sama dokter sebelum putuskan untuk berpuasa, ditambah lagi jika mempunyai penyakit spesifik yang dapat memberatkan COVID-19. Bila berasa tidak enak tubuh atau tanda-tandanya memberat saat berpuasa, ODP atau OTG disarankan untuk menggagalkan puasanya.
Disamping itu, ODP serta OTG disarankan untuk mengaplikasikan langkah berpuasa yang sehat ditengah-tengah epidemi COVID-19, yakni dengan memenuhi konsumsi nutrisi serta cairan, masih aktif bergerak atau olahraga mudah walaupun cuma 15 menit, istirahat yang cukup, dan melaksanakan ibadah di dalam rumah serta lakukan karantina mandiri.
Jika semasa jalani puasa muncul tanda-tanda infeksi virus Corona atau tanda-tanda makin lebih buruk, selekasnya hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk memperoleh pembimbingan selanjutnya.
